<p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">AKSI</span> memungut sampah dalam World Cleanup Day (WCD) 2018 pada Sabtu (15/9), digelar serentak di seluruh dunia. Di Banjarnegara, aksi tersebut mampu mengumpulkan sekitar 85 ton sampah dalam sehari.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Menurut Core Team WCD Banjarnegara Arianto, aksi WCD di Banjarnegara melibatkan sekitar 60 ribu sukarelawan. Mereka berasal dari sejumlah komunitas antara lain pecinta lingkungan, karang taruna, sekolah, profesi, dan lainnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> ”Berdasarkan laporan dari koordinator kecamatan yang sudah masuk, total sampah yang terkumpul mencapai 85 ton,” katanya, ditemui saat penutupan WCD sekaligus pemajangan karya dari sampah di Alun-alun Banjarnegara, Minggu (16/9). Menurutnya, masyarakat Banjarnegara sangat antusias mengikuti WCD.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Bahkan, hingga pelosok banyak yang turut berpartisipasi. Dia berharap, aksi ini menumbuhkan kesadaran masyarakat dan rasa tanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. ”Jika ini menjadi budaya, maka tidak perlu ada WCD lagi,” ujarnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banjarnegara Ahmad Nurudin menyampaikan apresiasi kepada sukarelawan dan masyarakat yang berperan serta dalam aksi WCD 2018. Dia berharap, kegiatan ini diteruskan kepada masyarakat luas. ìTidak cukup memungut sampah sendiri, masyarakat juga tidak perlu segan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan,î terangnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Ke depan, dia mengharapkan peran komunitas untuk mengembangkan aktivitas dalam mengolah sampah lebih jauh lagi. Misalnya dengan keterampilan membuat kerajinan berbahan limbah, pembuatan bank sampah, dan kegiatan produktif lainnya. ìMungkin masyarakat belum tahu bagaimana memulainya, jadi perlu diinisiasi,î tegasnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara dr Ahmad Setiawan yang juga hadir dalam acara tersebut menuturkan, sampah merupakan salah satu pemicu munculnya penyakit. Karena itu, salah satu program yang intensif dilaksanakan yakni Dinkes yakni Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> ìDari kacamata kesehatan, kegiatan WCD sejalan dengan program peningkatan derajat kesehatan masyarakat,î katanya. Menurutnya penyakit menular bisa terjadi karena faktor gagal lingkungan, yakni kondisi lingkungan yang tidak bersih.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Ada tiga lokasi yang kerap menjadi tempat sampah liar, antara lain sungai, jalan raya dan sekitar rumah. Sampah yang menumpuk bisa mengundang lalat, nyamuk, tikus dan lainnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Binatangbinatang tersebut bisa menjadi pembawa penyakit. Ahmad mengatakan, sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bom waktu bagi masalah kesehatan. Karena itu, dia sangat mengapresiasi gerakan WCD.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Namun menurutnya, gerakan itu tidak cukup hanya sehari saja. ìMasih ada 364 hari lain untuk gerakan seperti ini. Artinya, menjaga lingkungan tetap bersih harus menjadi budaya masyarakat,îkatanya.</p>
Masih Ada 364 Hari untuk WCD Selanjutnya
17 Sep 2018