Kembali
1,4 Juta Orang Bersihkan Sampah di Jateng
16 Sep 2018
·Oleh : Dislhk
·305 kali dibaca
Hari membersihkan sampah secara serentak di seluruh dunia atau World Clean-up Day (WCD) pada 15 September 2018 menjadi momentum positif. Pasalnya, di Jateng sendiri diperkirakan 1,4 juta orang tergerak memungut sampah. Bermacam latar belakang lapisan masyarakat, organisasi, stakeholder turut andil di wilayah masing-masing.
Leader WCD Jateng, Haris Yudho Pratomo mengatakan, banyak element masyarakat yang tergerak pada tahun ini. Banyak persiapan yang dilakukan dengan bermacam dukungan dari berbagai macam element masyarakat, perusahaan, stakeholder dan lain-lain.
“Target ke depan gerakan harus lebih banyak diikuti orang. Gerakan kali ini menjadi momentum yang sangat bagus. Artinya, kepedulian kita masih banyak,” katanya, dalam seremonial WCD pada hari kedua, Minggu (16/8) di kawasan Car Free Day (CFD), Jalan Pahlawan, Semarang.
Tidak hanya menjadi gerakan tahunan. Haris mengaku, relawan di beberapa Kabupaten/Kota menjelaskan gerakan mendapat restu pemda untuk berbadan hukum.
“Tentu positif. Dengan berbadan hukum gerakan dapat semakin massiv. Misalnya, akan lebih sering gerakan edukasi ke tiap-tiap sekolah. Kemudian gerakan Jumat bersih. Kemudian secara pendanaan juga akan lebih mendapat dukungan dari berbagai pihak,” jelasnya.
Hal tersebut dikatan juga oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng Sugeng Riyanto. Gerakan spontanitas yang teroganisir itu menjadi momentum gerakan kesadaran masyarakat untuk merawat bumi.
“Berangkat dai aksi WCD, pemerintah turut intens mendukungnya. Diikuti 35 Kabupaten/Kota se Jateng setidaknya menggerakan 1,4 juta orang. Kerja sama yang luar biasa dari relawan dan berbagai element masyarakat. Tapi jangan berpuas diri,” jelasnya.
Beberapa komunitas yang sudah cukup rutin merawat lingkungan adalah komunitas bersih-bersih sungai yang ada di Magelang dan Klaten. Diharapkan akan lebih banyak gerakan-gerakan peduli lingkungan.
Sebelumnya, pada Sabtu (15/8) serentak gerakan dilakukan di 150 negara dunia. Di Semarang misalnya, gerakan terpusat di kawasan pesisir Tambaklorok, Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara.
Lebih dari 700 orang pada pagi hari serentak memungut sampah di wilayah yang menjadi muara dari sampah yang terbawa aliran sungai.
Leader WCD Semarang, Vivi Noviana Febriani mengatakan sampah plastik masih menjadi momok bagi lingkungan. Pencemaran lingkungan dari plastik sudah masuk ke lautan. Indonesia menjadi negeri penyumbang sampah plastik terbanyak di lautan.
“Ada sampah residu, organik dan anorganik. Sampah anorganik seperti plastik yang paling berbahaya. Ketika ia hancur menjadi molekul kecil, akan menyebar dilautan. Faktanya ikan pun mengonsumsi plastik. Padahal kita turut mengonsumsi ikan-ikan di lautan,
16 Sep 2018
·Dislhk
·305 kali dibaca
BERITA lainnya