<p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;">  Sungai Je’neberang sepanjang 75-80 km, yang terletak di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Terancam krisis air. Untuk itu, pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mewacanakan langkah konservasi.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> Hal ini diungkapkan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah saat ditemui di Universitas Hasanuddin, Senin (10/9/2018).</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> “Je’neberang itu harga mati di konservasi. Apa artinya membuat dam (bendungan–terj) tapi airnya tidak ada, kita mau hujan atau tidak hujan airnya tetap ada,” ujar Nurdin.</p> <div align="center" style="box-sizing: border-box; color: rgb(68, 68, 68); font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px;"> <ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2685074381801131" data-ad-format="auto" data-ad-slot="7868875331" data-adsbygoogle-status="done" style="box-sizing: border-box; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; text-decoration-line: none; display: block; height: 60px;"><ins id="aswift_1_expand" style="box-sizing: border-box; background: transparent; text-decoration-line: none; display: inline-table; border: none; height: 60px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 640px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="box-sizing: border-box; background: transparent; text-decoration-line: none; display: block; border: none; height: 60px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 640px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" data-bjppopads-handled="1" frameborder="0" height="60" hspace="0" id="aswift_1" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_1" scrolling="no" style="box-sizing: border-box; max-width: 100%; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 640px; height: 60px;" vspace="0" width="640"></iframe></ins></ins></ins> <div class="BJPPopAdsOverlay" style="box-sizing: border-box; background: transparent; position: absolute; cursor: pointer; height: 60px; width: 640px; left: 0px; top: 0px; z-index: 2;">  </div> </div> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> Menurutnya, gaya konservasi yang telah dilakukan selama ini tidak efisien. Sebab lahan yang berada di tepi sungai dimanfaatkan dengan menggarap tanaman tahunan.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> Untuk itu, nantinya di tepi sungai akan dilakukan reboisasi dengan menanam tanaman yang dianggap Nurdin produktif, melalui pengembangan vegetasi (tanaman) yang menghasil nilai tambah bagi petani.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> “Tapi (nanti) model konservasi kita tidak lagi hanya mengembangkan tanaman tahunan, harus tanaman produktif misalnya kopi coklat. Itukan ada hasilnya, pasti dia pelihara,” sebutnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> Kendati demikian, lanjut Nurdin, lahan itu nantinya mesti harus jelas dari segi status lahan, sehingga tidak menimbulkan konflik yang tidak diinginkan.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> “Jangan mereka nanam, terus siapa yang dapat hasilnya nanti. Beda dengan jepang. Jepang hampir rata-rata hutan rakyat. Pemerintah kasih dia duit, suruh nanam. Terus jaminan, anak-cucunya yang manen nanti, mendapatkan hasil, itu yang penting,” ringkasnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> Untuk diketahui, Sungai Jeneberang memiliki panjang antara 75-80 Km mengalir dari timur ke barat dari Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang menuju ke Selat Makassar.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word; margin-bottom: 24px;"> Daerah Aliran Sungai Jeneberang melintasi 8 kabupaten dan 1 kota yang tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan. Sementara Hulu Sungai Jeneberang memiliki tingkat sedimentasi tinggi pascalongsornya kaldera Gunung Bawakaraeng di Tahun 2004 silam.</p>
Terancam Krisis Air, Sungai Jeneberang Bakal Dikonservasi
10 Sep 2018