<p> <span style="color: rgb(75, 75, 75); font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 17px;"> Kesadaran relasi manusia dan lingkungan selama ini acap kali diposisikan secara hierarkis. Manusia memosisikan diri lebih tinggi ketimbang lingkungan karena memiliki modal intelektual yang dianggap tak dimiliki lingkungan.</span><span style="color: rgb(75, 75, 75); font-family: "Titillium Web", sans-serif; font-size: 17px;">Posisi dominan manusia terhadap lingkungan seakan-akan lazim, bahkan menjadi struktur kultural masyarakat—terutama perkotaan—sehingga melahirkan sikap eksploitatif tanpa mengindahkan preferensi etis.</span></p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 25px; font-size: 17px; line-height: 1.7; color: rgb(75, 75, 75); font-family: "Titillium Web", sans-serif;"> Epistemologi lingkungan bisa beraneka rupa cakupannya, namun setidaknya terdiri atas altar natural sebagai tempat kehidupan tumbuh, berinteraksi, dan melakukan reproduksi. Manusia tentu merupakan komponen inheren dari lingkungan itu.Demikian pula hewan dan tumbuhan.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 25px; font-size: 17px; line-height: 1.7; color: rgb(75, 75, 75); font-family: "Titillium Web", sans-serif;"> Komunitas hidup dan benda mati bersemuka secara resiprokal di lingkungan. Mereka saling membutuhkan. Pada kondisi tertentu semua itu juga saling menegasikan karena hukum alam semacam membunuh atau dibunuh menjadi keniscayaan alam.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 25px; font-size: 17px; line-height: 1.7; color: rgb(75, 75, 75); font-family: "Titillium Web", sans-serif;"> Ranah etika lingkungan masih terus diwacanakan di mimbar akademis sebagai bentuk resistensi terhadap pelbagai praktik pragmatisme ekonomis. Jamak orang mafhum kalau pemanfaatan lingkungan tanpa mempertimbangan aspek etis dapat memorak-porandakan alam itu sendiri.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 25px; font-size: 17px; line-height: 1.7; color: rgb(75, 75, 75); font-family: "Titillium Web", sans-serif;"> Kepentingan modal sering tak memedulikan posisi itu sebab di mata mereka hanya ada keuntungan finansial. Pembangunan dengan dalih pendongkrak denyut ekonomi nasional menjadi imperatif yang tak terelakkan tatkala menengok kebijakan korporasi dewasa ini.</p>
Ambivalensi Manusia Memandang Lingkungan
10 Nov 2018