<p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);">  Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyusuri Sungai Cipeles menggunakan perahu karet untuk mengecek kondisi sampai di aliran sungai tersebut. Pengecekan sampah di aliran sungai tersebut, dilakukan bupati dari mulai  jembatan Darangdang, Sumedang Selatan hingga jembatan Pasifik di Sumedang Utara sejauh 2 kilometer.   </p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> Pengecekan sampah tersebut adalah langkah awal rencana Dony untuk menyulap Sungai Cipeles menjadi objek wisata dan tempat rekreasi warga. Selain bisa dipakai <em style="box-sizing: border-box;">paparahuan</em> dan swafoto, di sepanjang bantaran sungainya akan dibangun RTH (ruang terbuka hijau) untuk tempat rekreasi warga.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> “Saya sengaja menyusuri Sungai Cipeles, untuk melihat langsung kondisi sampah di aliran sungai. Termasuk, melihat keadaan sanitasi lingkungan warga yang ada dipinggiran sungai. Sebab sungai harus dijaga kebersihannya terutama dari sampah. Begitu pula salurannya, jangan sampai menimbulkan banjir,” ujar Dony, Jumat 9 November 2018.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> Saat menyusuri sungai, bupati didampingi Kepala BPBD Kabupaten Sumedang Ayi Rusmana, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakar dan Desa Teddy Mulyono, dan Kabid Pengelolaan Sampah dan Pertamanan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Ayuh Hidayat.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> Dari hasil pengecekan di sepanjang aliran sungai yang dilaluinya, kata Dony, ada sebagian aliran sungai yang bersih dari sampah. Akan tetapi, ada juga yang masih membuang sampah berkapasitas banyak ke sungai. Untuk mengatasi warga yang membuang sampah ke sungai, DLHK, camat,  lurah dan  RT/RW akan merumuskan upaya penanganannya.  “Jadi, pemerintah bersama masyarakat harus memastikan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sungai. Idealnya, harus dibentuk  forum atau paguyuban yang tugasnya rutin mengontrol kebersihan Sungai Cipeles,” kata Bupati Dony.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> Menurut dia, ada juga masyarakat yang membuang kotoran langsung ke aliran sungai akibat tidak memiliki septic tank. Kebiasaan buruk tersebut, jelas mencemari kebersihan air sungai. Untuk penanganannya, Pemkab Sumedang akan membuat ipal komunal di pemukiman warga. “Seperti halnya di daerah Burujul dan Panyingkiran, ada warga yang mewakafkan tanahnya untuk pembuatan ipal komunal. Kami akan membuatnya supaya kebersihan sungai terjaga,” katanya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> Dony mengatakan, untuk menanggulangi oknum warga termasuk pengusaha industri rumahan yang sengaja membuang sampah dan limbahnya  ke Sungai Cipeles, pemda akan menerjunkan petugas untuk menjaga  beberapa tempat rawan pembuangan sampah ke sungai. Sekaligus juga untuk melihat langsung oknum warga atau perusahaannya. Dalam pelaksanaannya, akan melibatkan RT/RW termasuk warga yang  rumahnya di pinggiran sungai. Bahkan mereka harus  menjadi pengawas utama.  </p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> “Kalau ada oknum warga atau perusahaan ketahuan sengaja membuang sampah ke sungai, akan dikenai sanksi atau denda sesuai perda (peraturan daerah). Untuk  saat ini kami akan berupaya menyadarkan masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sungai. Kami juga akan menyiapkan tempat sampahnya di rumah-rumah warga yang berada di pinggiran sungai. DLHK  siap menyediakan tempat sampahnya,” ujarnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> Lebih jauh ia menjelaskan, apabila kesadaran masyarakatnya tumbuh, tidak membuang sampah dan limbah ke sungai hingga air sungainya bersih dan jernih, pemda akan menjadikan Sungai Cipeles menjadi objek wisata dan tempat rekreasi warga.  Bisa <em style="box-sizing: border-box;">peperahuan</em>, ajang swafoto sekaligus  berekreasi di ruang terbuka hijau (RTH) di sepanjang bantaran sungai.  “Dalam  perubahan APBD tahun ini, sudah dibuatkan DED (detail enginering desaign).  Tahun  depan, saya akan meminta bantuan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Kementerian PUPR untuk menata Sungai Cipeles supaya hijau dan  bersih. Di bantaran sungainya akan dibuatkan teras-teras untuk RTH,  Jadi, masyarakat bisa berekreasi di pinggiran sungai,” katanya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sampah dan Pertamanan DLHK Kab. Sumedang, Ayuh Hidayat menambahkan, dari hasil pengecekan bupati langsung, memang di pinggiran Sungai Cipeles masih banyak sampah. DLHK akan  bekerjasama dengan BBWS Kementerian PUPR, untuk membersihkan sampah tersebut, sekaligus menata di sepanjang bantaran sungai menjadi tempat rekreasi.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; color: rgb(51, 51, 51); font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; background-color: rgb(250, 250, 250);"> “Cuma kendalanya, kendaraan sampah susah masuk ke lokasi di bantaran sungai untuk mengangkut sampah. Apalagi sampah dari sungai harus langsung diangkut. Tidak boleh didiamkan atau ditumpuk dipinggir sungai,” ujarnya.</p>
Tinjau Sampah, Bupati Sumedang Susuri Sungai dengan Perahu Karet
10 Nov 2018