<p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> Senin, (27/8/18), pukul 4.00 pagi. Rinto, warga Mancingan, Paringtritis, , Bantul, Yogyakarya, memutuskan berkeliling di pesisir Pantai Parangkusomo. Tigapuluh menit berjalan, anggota Search And Rescue (SAR) Bantul, berusia 24 tahun ini melihat hiu paus (<em style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility;">Rhincodon typus</em>) terdampar di sekitar Pantai Parangkusomo, dari laporan warga yang menjaring ikan. Seketika dia melapor ke Pos SAR Parangtritis.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> Tak berselang lama, tim gabungan tiba di lokasi, mengecek laporan Rinto. Ada satu hiu paus dengan luka goresan di perut. Ia sempat hidup, sekitar satu jam, namun hiu sepanjang empat meter dan diameter satu meter itu mati menjelang matahari terbit.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> “Ketika ditemukan masih hidup, kondisi lemah. Sekitar 5.30-an pagi mati, insang dan ekor tak lagi gerak,” kata Muhammad Arief Nugraha, Komandan SAR Linmas Bantul kepada <em style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility;">Mongabay</em>.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> Arief mengatakan, upaya menggiring hiu ke laut sempat dilakukan, namun terkendala ombak besar. Akhirnya, bersama tim gabungan, hiu diikat tali agar tak hanyut ke tengah laut, guna pengecekan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> “Beratnya sekitar satu ton. Upaya mengembalikan ke laut terkendala ombak besar,” kata Arief.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> Untung Suripto, Kelapa Seksi Konservasi Wilayah II, BKSDA Yogyakarta mengatakan, tim dokter hewan BKSDA dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada melakukan nekropsi atau otopsi untuk hewan, ditemukan luka gesekan diduga terkena karang. Namun, katanya, ada kemungkinan bakteri dalam saluran pencernaan.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> Temuan lain, saluran pernafasan (insang) mengalami hemoragi atau pendarahan, karena ketika terdampar hiu masih hidup. Di laut, hiu bernafas dengan insang, di darat mengalami kegagalan pernafasan. Di saluran pencernaan mengalami pendarahan, dari bagian tengah usus sampai belakang. Untuk hati, dari pemeriksaan makroskopis dalam keadaan baik.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> “Usus mengalami pendarahan sampai bagian dalam. Penyebab diduga bakteri, sampel baru dianalisa tim FKH UGM,” katanya.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> Dokter hewan BKSDA Yogyakarta, Yuni Tita Sari seusai memeriksa tubuh hiu mengatakan, hiu paus ini berkelamin jantan. Dari ukuran masuk balita atau remaja.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> Sampai saat ini, katanya, belum tahu pasti penyebab hiu mati. Dia akan lakukan penelitian lebih lanjut. Dari pemeriksaan sementara tak ada luka luar.</p> <p style="box-sizing: border-box; -webkit-font-smoothing: antialiased; text-rendering: optimizeLegibility; margin: 0px 5em 1rem 0px; font-family: "Tenor Sans", "Open Sans", "Helvetica Neue", "Gill Sans", sans-serif; font-size: 1.06em; word-wrap: break-word; color: rgb(33, 37, 41);"> “Dugaan kami, hiu paus mati karena sakit dan terpisah dari gerombolan. Biasanya hiu hidup dan migrasi bergerombol. Ini dugaan. Hasil ilmiahnya dalam proses.”</p>
Hiu Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar (Lagi) di Perairan Yogyakarta
29 Aug 2018