<p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;">  Pemkab Demak akan membangun tempat pembuangan akhir (TPA) modern di Desa Berahan Kulon, Kecamatan Wedung, Demak.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Di TPA tersebut akan diterapkan metode pengolah sampah sanitary landfill yang ramah lingkungan. Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak Agus Musyafak saat sosialisasi dan konsultasi publik terkait penyusunan dokumen Amdal TPAdi Desa Berahan Kulon di Aula Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, kemarin.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Menurutnya, jumlah sampah dari tahun ke tahun terus bertambah sehingga memerlukan penyelesaian agar tidak menjadi masalah. Salah satu cara tepat mengolah sampah dengan metode sanitary landfill. ”Metode ini berupa pengolahan atau pemusnahan sampah dengan cara menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya dan kemudian menimbunnya dengan tanah,” terangnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Selain dapat menjadi pupuk, juga bisa mengurangi potensi pencemaran udara atau polusi. Dengan pola pengelolaan sampah yang demikian maka memerlukan lahan luas. ”Rencananya lahan yang disiapkan sekitar 21,69 hektare agar pengelolaannya lebih maksimal,” katanya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> TPA dengan sanitary landfill merupakan tempat pembuangan sampah yang tidak akan menimbulkan efek samping. Selain lokasinya hijau tanahnya juga subur, bahkan bisa menjadi destinasi wisata. ”TPA modern tidak sema dengan TPA zaman dulu. Tidak lagi ada penumpukan sampah karena begitu datang langsung diolah dengan menguraikan ke dalam tanah,” jelasnya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Model pengolahan limbah atau sampah diawali dengan pemisahan sampah sesuai jenisnya, sehingga memudahkan proses pengolahan. Pengelolaan limbah menggunakan reuse, reduce, dan recycle (3R) agar hasilnya lebih optimal. Camat Wedung Mulyanto berharap keberadaan TPA modern tersebut nantinya dapat semakin menggerakan perekonomian warga.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Dia mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan tokoh masyarakat sekitar terkait rencana pembangunan TPAmodern itu. ”Mereka mendukung program ini dengan harapan ada penambahan akses jalan di wilayah tersebut sehingga akses ekonomi dan sosial bisa lebih berkembang,” katanya.</p> <p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 20px; line-height: 28px; font-size: 16px; color: rgb(68, 68, 68); font-family: "Open Sans", sans-serif;"> Mulyanto menambahkan, awalnya banyak yang mengkhawatirkan keberadaan TPA akan menjadikan daerah semakin kumuh. Namun setelah diberi tahu perbedaan TPA modern dan TPA zaman dulu, warga bisa menerima. ”Meski namanya tempat pembuangan sampah, tetapi lokasinya bersih, hijau, dan tak ada penumpukan limbah,” terangnya.</p>
TPA Modern Dibangun di Wedung
31 Aug 2018