<p style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; border: 0px; font-variant-numeric: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-stretch: inherit; font-size: medium; vertical-align: baseline; line-height: 1.75em; font-family: os, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0);"> <span style="background: transparent; box-sizing: border-box; font-weight: inherit; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-variant: inherit; font-stretch: inherit; font-size: inherit; vertical-align: baseline; line-height: 16px; text-align: center; font-family: osb;">Banjarbaru -- Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kintap merupakan surganya para pengamat burung (birdwatcher). Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat dan komunitas fotografi South Borneo Biodiversity telah membuktikannya melalui kegiatan ekspedisi bersama yang digagas Tim Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru.</span></p> <p style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; border: 0px; font-variant-numeric: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-stretch: inherit; font-size: medium; vertical-align: baseline; line-height: 1.75em; font-family: os, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0);"> “KHDTK Kintap ini surganya para birdwatcher. Banyak sekali jenis burung yang susah didokumentasikan oleh para birdwatcher di tempat lain ternyata dengan mudahnya bisa didapatkan di sini,” kata Maulana Khalid Rifani, dosen sekaligus fotografer yang tergabung dalam komunitas fotografi South Borneo Biodiversity.</p> <p style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; border: 0px; font-variant-numeric: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-stretch: inherit; font-size: medium; vertical-align: baseline; line-height: 1.75em; font-family: os, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0);"> Dari kegiatan ekspedisi yang dilakukan selama satu minggu, 24 Juli hingga 30 Juli 2018 ini, 78 jenis burung berhasil didokumentasikan. Beberapa jenis burung langka yang berhasil didokumentasikan, antara lain Seriwang Asia (Terpsiphone paradise), Luntur Putri (Harpactes duvaucelii),  Paok Hijau (Pitta sordida), dan Kangkareng Hitam (Anthracoceros malayanus). Selain burung, tim ekspedisi juga berhasil menjumpai beberapa jenis primata antara lain Owa Kelawat (Hylobates muelleri) dan juga tarsius. </p> <p style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; border: 0px; font-variant-numeric: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-stretch: inherit; font-size: medium; vertical-align: baseline; line-height: 1.75em; font-family: os, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0);"> “Hasil-hasil yang diperoleh selama ekspedisi ini akan dibukukan menjadi buku panduan lapangan jenis-jenis burung di KHDTK Kintap,” kata Muhammad Abdul Qirom, peneliti sekaligus manajer KHDTK Kintap. Menurut Qirom, adanya buku panduan lapangan ini diharapkan bisa mempermudah peneliti, birdwatcher, wisatawan, ataupun mahasiswa dan pelajar yang mengunjungi KHDTK Kintap.</p> <p style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; border: 0px; font-variant-numeric: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-stretch: inherit; font-size: medium; vertical-align: baseline; line-height: 1.75em; font-family: os, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0);"> Selain menginventarisir keanekaragaman burung, selama ini, tim peneliti dan teknisi BP2LHK Banjarbaru juga sudah mendokumentasikan berbagai jenis anggrek dan tumbuhan obat yang ada di Kintap. Hasil inventarisasi flora dan fauna yang ada di KHDTK Kintap ini diharapkan bisa menjadi salah satu usaha BP2LHK Banjarbaru dalam melestarikan keanakeragaman hayati yang ada di hutan Kalimantan Selatan.</p> <p style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; border: 0px; font-variant-numeric: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-stretch: inherit; font-size: medium; vertical-align: baseline; line-height: 1.75em; font-family: os, sans-serif; color: rgb(0, 0, 0);"> Sebagai informasi, KHDTK Kintap merupakan KHDTK yang dikelola oleh Balai Litbang LHK Banjarbaru dengan luas areal sekitar 1.000 hektar dan didominasi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae (meranti) campuran. KHDTK ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Terletak di Desa Riam Adungan, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, KHDTK ini berada pada ketinggian antara 100-300 mdpl. Jarak dari Kota Banjarbaru ± 205 km terdiri dari jalan aspal 181 km dan 24 km jalan tanah. Perlu waktu kurang lebih empat jam untuk menjangkau stasiun riset KHDTK Kintap ini.<br style="background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box;" />  </p>
KHDTK Kintap, Surga Pengamat Burung di Kalsel
30 Aug 2018